Pemilik Tangan-Tangan Mungil
Duduk di sudut jalanan ibu kota
Menghiasi pandangan sinis para pengendara
Memainkan alat musik sederhana yang hanya itu mereka
punya
Tak ada alat-alat mewah yang membuatnya bangga
Mengais rezeki untuk mendapatkan sesuap nasi
Walau hanya cukup untuk sekali makan dalam sehari
Berbagi satu bungkus nasi dengan teman seprofesi
Menerbangkan mimpinya setinggi langit di angkasa
Tapi, tak pernah dia lepas sepenuhnya
Angannya, dibatas terawang mata
Terlalu sulit untuk mereka wujudkan dalam dunia nyata
Mimpinya, berada diujung tanduk hidupnya yang merana
Tangannya lincah memainkan alat musik di genggaman
Ditambah suara lantang yang mereka perjualbelikan
Dengan mengandalkan belas kasih penikmat maya
Mereka menggantungkan mimpinya
Pemilik tangan-tangan mungil, menghabiskan waktunya
untuk bercengkrama
Dengan asap, terik matahari dan peluh yang
bercucuran
Memejamkan mata saat malam menyapa surya yang akan
datang
Beralas dingin dunia yang begitu menusuk tulang
Beratap langit dan embun yang tiba-tiba membasahi
tubuh
Dan saat malam menjelma menjadi pagi cerah dan harapan
baru
Hidupmu kembali harus beradu dengan nasib,
Yang tanpa kau tahu akankah berakhir dengan pilu
Atau akan ada dunia lain untukmu berubah menjadi
manusia baru
Dunia keras sudah lama kau tekuni bukan karena
keinginan, tapi karena posisi
Senyum yang terlihat ceria namun sejatinya remuk dalam
dada
Tawa renyahmu yang tertangkap mata bersanding dengan
perih kehidupan di dunia
Tegar yang kau busungkan, menutupi betapa teririsnya hidup
yang kau inginkan
Sakit yang kini mendera tubuhmu,
Tak membuatmu menyerah akan nasib yang kau perjuangkan
Komentar
Posting Komentar
silahkan tulis pendapatmu :D